Pesan Pembuka : Catatan untuk Diri Sendiri - Visi Misi Pengasuhan dan Pendidikan Anakku

  Hai semua! Tertanggal 2 Juni 2017, Mbak Inspiratif, Adiar Ersti M alias Mbak Eci ngadain Giveaway dua buah buku berjudul Rabbit Hole : "What sound is that?" dan buku Kata Ayah. Lombanya dalam rangka umur dek Kindi yang ke satu, dan dua tahun pernikahan Mbak Eci dan Mas Ken. Deadlinenya tanggal 14 Juni, dan jujur we semangat banget kalo udah menyangkut yang namanya "buku gratis". Mauuuuuu :"




  Caranya gampang ngets, dan nggak dipungut biaya, ongkir bukunya pun ditanggung sama penyelenggara. Yang mau ikutan, ceki ceki Blog Mbaknya deh di adiarsersti.com

  Alrait, here we go!



#

  Sebenarnya, visi dan misi pengasuhan anak sudah terpikir bahkan semenjak aku belum memutuskan untuk menikah. Beberapa kali berurusan dengan kegiatan belajar mengajar anak anak, baik itu anak dengan kondisi normal maupun yang berkebutuhan khusus, ternyata memberikan satu pandangan yang selama ini nggak aku sadari kalo itu udah jadi prinsip hidupku dari dulu hehe lemot ya

  Tumbuh di keluarga yang punya aturan tertulis dan menuntut kepatuhan yang tinggi, seringkali bikin aku tertekan. Karena pada kenyataannya, aku termasuk orang yang memiliki darah seni, darah seorang seniman yang memang mengalir dari mana mana. Tau sendiri 'kan, apa yang identik dari seorang seniman? Yap, jiwanya yang bebas, yang nggak malu untuk jadi orang yang ekspresif, yang nggak segan untuk berkata inI jelek, itu bagus. Walaupun, sisi yang itu cukup terkontrol dalam diriku.

  Tapi enggak dengan poin tentang kebebasan. Nggak jarang aku berontak, tapi pada akhirnya aku juga nggak bisa apa apa selain menurut. Padahal kata hati nggak mau begitu. Makan, mandi, duit, dan hidup 'kan masih numpang. Belum bisa sendiri, belum mandiri.

   Dan makin kesini, makin gede makin beranjak dewasa, pemikiranku mulai terpetak petak. Makin yakin aja bahwa suatu saat nanti ketika aku jadi orangtua, kemungkinan anakku akan menjadi cerminanku sangat besar. Apalagi ternyata anak pertamaku adalah seorang perempuan. Udah pasti gen ibunya akan dominan, dalam hal ini menyangkut kecerdasan, kebiasaan, ciri khas, fisik, dan sifat. Dan terutama dari segi emosi. Hubungan antara sesama perempuan pasti akan memiliki banyak gesekan dan nggak jarang meruncing. Begitu juga yang terjadi padaku dan anakku. Kalau kuingat ingat lagi, ini juga yang terjadi padaku dan adikku dengan ibuku. Kami sama sama memiliki sifat dasar keras kepala hoho

  Orang pernah bilang bahwa teknik parenting akan bersifat turun temurun. Dan ya, aku merasakannya sendiri, bahwa kebiasaan memberlakukan aturan yang ketat dan agak keras seperti mendarah daging. Apa yang dulu orangtuaku dan orangtuanya orangtuaku lakukan, ternyata kulakukan juga pada anakku.

  Seringkali menyesali diri sendiri yang kepinginnya merubah "sistem" tapi sulitnya bukan main, apalagi aku sudah seperti tenggelam di dalam aturan itu sekian puluh tahun. Kadangkala, aku sedih dan merasa sangat bersalah ketika trigger itu muncul dan anakku menunjukkan sisi lemahnya. Kata dosen Tugas Akhirku dulu, anggota keluarga yang minoritas memang sangat rentan terkena imbas kekerasan, dalam hal ini pasti anaknya. Aku memang menempanya dengan keras, tapi bukan berarti kasar. Namun justru itu yang horror. Karena batas antara keras dan kasar sangat tipis, dan ketika sudah bablas, dampaknya akan berbahaya.


  Namun seiring waktu, sejalan dengan perkembangan anakku yang pesat, yang menunjukkan bahwa sebenarnya mereka mampu menyerap segala sesuatu dengan cepat dan mudah, "sistem" lama yang berlaku mulai terkikis sedikit demi sedikit. Alhamdulillah, suami juga ikutan belajar untuk menerapkan teknik parenting yang baru. Dan terbentuklah sebuah visi-misi dalam pola pengasuhan dan pendidikan terhadap anak anakku. 

  Kedengarannya telat sekali, ya? Memang apa yang direncanakan (teori) dengan kenyataan di lapangan itu bisa berbanding terbalik. Kita memang yang berencana, tapi tetap Allah yang menentukan, 'kan? Nggak boleh marah lho, sama ketetapanNya. Tapi kalo mau kreatif dikit ditambah bumbu rasa kebersyukuran, pasti nemu jalannya. Dan aku baru nemu caranya bahkan setelah tiga tahun berumah tangga dan punya anak! Nah, 'kan!


   Oke, cukup curhat pembukanya, sekarang kita bahas bareng Visi Misi Pengasuhan dan Pendidikan Anakku by Kandi Wrahatnolo dan beberapa ilmu parenting dari blog Mbak Eci : Parenting QuoteMengenal Kinerja Otak untuk Pengasuhan, dan yang jadi catatan buat aku sendiri adalah setelah baca post Visi Misi Keluarga SurgaTiga post diatas menarik hatiku, kepingin kepo banget pas baca judulnya. Dan setelah dibaca, bertambahlah ilmuku, makasih Mbak Eci! Anyway, ada satu post berjudul Keluarga Surga Ready for Ramadhan : My Family Project Institut Ibu Profesional yang aku sukaa banget. Banget! Jadi mupeng juga mau nerapin ke keluarga sendiri hihihi sasaran dan tujuannya jelas, terus ngerjain target per harinya juga nyantai banget tapi serius, bener bener bagus buat melatih kerjasama antar anggota keluarga. Mesti diterapin nih, nanti deh setelah dek Gyo bisa jalan, Insha Allah kurang 4-5 bulan lagi :"


Klik kalimat Visi Misi Pengasuhan dan Pendidikan Anakku diatas supaya postnya ter-launch ya!



Posting Komentar

0 Komentar